Nyoba mie mendidih di claypot, Sapo Mie Alak Jambi, Gading Serpong

Kali ini aku nyoba mie yang dimasak di claypot langsung dan disajikan selagi mendidih seperti gambar diatas ini.

Aku diajak teman yang udah sering banget makan disini, katanya enak banget dan dia selalu mau lagi kesini.

Ini tempatnya, dengan pintu kebuka begini sih bayanganku bakalan keringetan sewaktu makan.

Ternyata dalamnya adem karena ada kipas besar di atas dinding, ada AC tapi nggak nyala. Kata temanku yang sering kesini, ACnya nggak berfungsi makanya dipasang kipas angin besar.

Ini nih menunya, nggak ada harga yang tertulis disitu. Cukup bahaya bagi orang yang kantongnya pas-pasan dan gengsi nanya harga.

Untuk pilihannya ada sapo mie (dengan mie kuning bulat yang bentuknya mirip udon tapi lebih langsing dikit), mie pok (mie lebar), bihun, kwetiau, lo cu pan (putih putih kenyal mirip cendol tapi lebih besar) atau sapo ifu mie (mie kuning digoreng dengan telur seperti telur dadar, sedangkan biasa ifu mie itu mie digoreng garing).

Aku pilih sapo mie, temanku pesan mie pok (mie lebar). Temanku pesan dengan tambahan topping 2 udang dan 2 bakso ayam supaya lebih banyak topping katanya, jadi aku akhirnya juga ikutan pesan dengan tambahan topping yang sama.

Apapun makanannya, es teh manis pilihan favoritku, nggak pernah bosan sama yang namanya es teh manis, selalu cocok untuk teman makan apa aja.

Es teh manisnya masih lumayan murah, cuma 5.000 aja. Biasa di tempat makan yang di ruko sih rata-rata 5.000 keatas.

(Sedikit cerita yang nggak penting, cetakan esnya kotak, mirip cetakan agar-agar jadul yang dulu mamaku punya.)

Sekitar 13 menitan dari aku pesan, akhirnya pesananku datang. Waktu itu yang makan disana cuma aku dan temanku aja, nggak ada yang lain. Yah nggak lama-lama banget nunggunya.

Yang ini pesanan temanku, Sapo Mie Pok alias mie lebar, ini favoritnya temanku.

Sedangkan dibawah ini pesananku, sapo mie biasa dengan mie kuning bulat. Sewaktu datang, mienya ini mendidih banget, jadi makannya harus santai ditiup-tiup dulu.

Di dalamnya ini ada sayuran, jamur, wortel, udang, bakso ikan, juga bakso ayam.

Di meja ada lada, cuka hitam, kecap asin dan kecap manis. Lalu ada sekotak yang isinya acar cabe dan sambal.

Untuk sambalnya ada sambal kental halus mirip tekstur bumbu giling dan juga acar cabe. Kucoba sedikit sambalnya sih rasanya pedas asin, enak.

Nah ini penampakan seluruh toppingku yang sudah termasuk tambahan topping 2 udang dan 2 bakso ayam.

Bakso ayamnya dari adonan mentah yang dicemplung sewaktu sapo mie dimasak. Memang sih kalau tanpa tambahan topping, toppingnya nggak cukup bagiku.

Sapo Mie tambah topping 2 udang dan 2 bakso ayam harganya 51.000, kalau Sapo Mie-nya aja seharga 40.000 aja.

Waktu kucoba kuahnya tanpa tambahan apapun, rasanya manis dan gurih dikit dengan aroma minyak wijen yang kerasa banget. Ini harus diaduk sampai bawah karena bawahnya agak berkerak sedikit gosong, sebagian mie nempel di bawah claypot.

Bakso ikan yang dipakai ini nggak amis, enak. Udangnya juga fresh. Bakso ayamnya kerasa dominan daging waktu dikunyah, adonannya dikit banget tepungnya, tapi sayangnya bakso ayamnya asin banget waktu kumakan, entah memang begini rasanya atau kebetulan waktu aku kesini adonan baksonya asin.

Karena aku suka pedas, jadi kutambah sedikit sambal di sapo mie-ku, rasanya jadi pedas gurih lebih lumayan.

Menurutku ini enak dimakan langsung panas-panas, karena kalau dimakan dingin sepertinya agak eneg.

Sayangnya mie-ku lembek, dimasak terlalu lama, nggak kenyal sama sekali, aku makannya jadi kurang enjoy. Aku makannya juga jadi buru-buru supaya mie-ku nggak semakin lembek.

Walau sebenarnya rasanya nggak mengecewakan, padahal setelah datang, kufoto kurang dari 2 menit langsung kumakan. Kuliat komentar orang lain di Instagram sih katanya mie nya pas kenyalnya. Bayanganku kalau mienya matangnya pas dan masih kenyal sih pasti lebih enak.

Kesimpulannya ini menu sapo ditambah mie, kalau bagiku nggak wow banget, bukan makanan spesial di hatiku. Rasanya ya lumayan aja sih, cocok dimakan waktu musim hujan sebagai penghangat. Porsinya ini banyak, bisa makan berdua. Kalau seporsi makan sendiri, bagiku terlalu eneg.

Kalau pendapatku sih ini bukan tipe makanan yang semua orang pasti suka. Emie Medan yang kuah kental aja banyak yang nggak suka, bahkan sate padang juga banyak yang nggak suka karena bumbunya kental.

Walau aku suka emie dan sate padang, sapo mie ini nggak bisa jadi makanan favoritku.

Bagi yang penasaran silakan coba, selera tiap orang beda. Bisa aja orang lain doyan, seperti temanku yang suka banget makan disini.

—–

Orang rumahku jadi penasaran karena aku cerita tentang mie sapo ini. Akhirnya berapa hari kemudian aku datang lagi kesini untuk bungkus seporsi bawa pulang.

Sekitar jam 19.30 aku sampai, wah rame banget yang lagi makan disini. Memang sih cocoknya makan yang panas begini waktu malam.

Aku pesan ke meja kasir, yang jaga oma-oma. Kupesan menu yang sama lagi yang waktu itu kumakan untuk bungkus bawa pulang.

Kupesan sapo mie biasa tanpa tambahan topping, langsung kubayar 40.000, lalu aku tanya..

Aku : kalo dibungkus, kuah pisah kan?

Oma kasir : iya dipisah

Aku : mie-nya mentah kan? ga dimasak?

Oma kasir : mie nya nggak mentah, karena mie-nya udah disirem air panas terus disimpen kulkas. jadi waktu panasin kuahnya, langsung masukin aja mie-nya

(Kalimat si oma diatas udah kurapihkan, kurang lebih begitu lah kalimat si oma ngomongnya, aslinya si oma ngomong dengan bahasa Indonesia yang nggak terlalu sempurna dengan logat kental chinesenya.)

Waduh…apakah ini alasan mie kuningnya kelembekan bagiku?

Yah walau orang lain banyak yang bilang mie kuningnya pas kenyalnya, ini antara lidahku bermasalah, atau memang kenyalnya nggak sesuai seleraku.

Sambil nunggu, ku duduk di meja kosong, eh 17 menit kemudian pesananku diantar.

Sekitar 20 menit perjalanan pulang, langsung kufoto begitu sampai di rumah. Kuah dan topping udang beserta bakso dibungkus bareng, dan tentunya mie terpisah bungkusannya.

Lalu sayuran yang udah matang sebungkus, bawang goreng, acar cabe dan juga ada sambal merah.

Aku pesan seporsi tanpa tambahan topping. Kok isinya banyak begini.

Waktu pertama makan, kupesan tambahan topping 2 udang dan 2 bakso ayam, yang kudapat total 3 udang + 3 bakso ayam + 4 bakso ikan.

Sekarang aku pesan tanpa tambahan topping, aku dapat 2 udang + 4 bakso ayam + 2 bakso ikan.

Ini mie kuningnya, keliatan banget mie kuning ini memang nggak dalam keadaan mentah seperti aku biasa beli di pasar. Mie kuning begini sewajarnya pasti agak berminyak walaupun setelah dibilas (cuci) air bersih. Sedangkan ini mie-nya udah nggak berminyak sama sekali, kupencet pun udah agak empuk dan nggak kenyal.

Setelah kuah sapo mendidih, aku cemplung mie-nya dan kumasak nggak terlalu lama karena mie-nya udah agak lembek bagiku, yang penting udah matang sempurna.

Begitu matang, kuangkat ke mangkok, kutuang sayuran yang udah matang diatasnya.

Sejujurnya ini penampakan yang sangat amat menarik, menggiurkan. Tapi sayang sekali bukan makanan yang favorit di hati.

Ini nih, mie kuning yang kumasak pas-pasan kadar kenyalnya.

Kutuang bawang goreng diatasnya, lalu kuaduk biar bawang goreng merata secara menyeluruh.

Orang rumahku coba kuah polosan tanpa sambal, pada bilang “lumayan, tapi nggak cocok di lidah”. Tapi bagi orang rumahku mie-nya lembek, kurang kenyal, padahal aku udah masak pas-pasan banget nggak kelamaan. Malah tekstur mie ini yang kumasak sendiri masih lebih kenyal dibanding yang kumakan di tempat. Yang kumakan di tempat, mie-nya jauh lebih lembek karena lama direndam di kuah sapo mendidih.

Lalu kutuang acar cabe dan sambal merah supaya pada bisa coba rasa yang beda.

Setelah diaduk, rasanya jadi ada pedas gurihnya. Nambah acar cabe potong nggak nambah rasa enak kalau menurut orang rumahku.

Bakso ayamnya ada jamur, kerasa jamur waktu dikunyah.

Kali ini bakso ayamnya enak, nggak keasinan seperti waktu aku pertama kali makan.

Kesimpulan orang rumahku, nggak cocok karena eneg rasanya dominan manis. Nggak segurih emie medan yang nggak cuma dominan manis.

Waktu nunggu pesanan bungkus, aku dengar meja sebelah ada yang tambahin cuka hitam dan ada yang tambahin kecap asin lagi ke saponya. Balik lagi ke selera masing-masing ya. Aku dan orang rumahku menilai dari rasa asli dasarnya dan juga rasa setelah tambahan acar cabe dan sambal.

—–

Sapo Mie Alak Jambi, https://goo.gl/maps/kwd2dYYMdnZsuQicA

Instagram @sapomie_alak | Ruko L’agricola, Blok AA No. 18
Jl. Curug Sangereng Gading Serpong, Gading Serpong, Serpong, Tangerang

—————————————–

Semua review makanan dan minuman di blog ini murni tulisan pribadi dan review jujur dari hati.
Maaf, aku nggak terima endorse atau review bayaran karena aku nggak mau review di blogku ini jadi tulisan palsu karena dibayar untuk tulis yang bagus-bagus.